BOMBANA, LONTARASULTRA.COM – Tim Relawan Muhammad Basri Tahir, lakukan gerakan sosial bagi-bagi gula pasir ke masyarakat Kabupaten Bombana. Hal itu dilakukan karena nenyadari betul kesulitan rakyat saat ini karena sembako yang mengalami kenaikan.
Reaksi atas hal itu, bakal calon Bupati Bombana, Muhammad Basri Tahir, sebagai putra daerah tergerak melakukan tindakan nyata untuk berbagi gula pasir langsung kepada masyarakat di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Rarowatu, Poleang dan Poleang Barat. Dijadwalkan akan menyebar ke kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bombana.
Basri Tahir sapaan akrabnya, melalui sambungan telepon mengungkapkan, antusias masyarakat saat bagi-bagi gula tersebut sangat tinggi.
“Terus terang saya sangat terharu, meskipun bukan jumlah yang sangat besar yang dapat saya bagikan di masyarakat, tapi saya senang melihat respon masyarakat yang begitu antusias,” bebernya, Selasa (5/3/2024).
Basri Tahir mengaku, masyarakat turut menyampaikan aspirasi dan harapan kepada dirinya. Terutama dalam bidang pertanian, peternakan, nelayan, pendidikan, ketersediaan lapangan kerja dan banyak hal lainnya.
“Tentu kita bersosialisasi juga sembari menyerap aspirasi mereka. Meskipun mendengar keluhan masyarakat bukan hal baru bagi saya. Sebagai putra daerah Bombana yang sudah lama mengabdikan hidup untuk Bombana, sudah sangat familiar melihat langsung kesulitan masyarakat di bawah karena memang profesi saya berhubungan langsung dengan kesulitan masyarakat, kadang mereka mengundang saya makan apa yang menjadi menu makanan mereka juga,” urai pengacara tersebut.
Sebagai lanjutan gerakan sosial bagi-bagi gula pasir, ke depan juga direncanakan untuk berbagi minyak goreng, karena itu juga menjadi kebutuhan pokok rumah tangga saat ini. Tidak menutup kemungkinan juga akan berbagi beras, karena saat sosialisasi dan berbagi gula kemarin banyak masyarakat yang minta beras.
“Mudah-mudahan kami bisa merealisasikan itu untuk sedikit membantu kesulitan rakyat,” imbuh Basri Tahir.
Basri Tahir sendiri, telah banyak mengabdikan diri dan melakukan gerakan-gerakan sosial di Kabupaten Bombana terutama dalam hal memperjuangkan hak dan keadilan rakyat kecil. Aktivis sekaligus pengacara yang telah lama malang melintang di dunia pergerakan sekaligus di bidang hukum ini sebagai pengacara, sangat vokal dalam hal membela rakyat tertindas. Bukan hanya bersuara semata, tapi juga dengan tindakan nyata.
Berangkat dari pengalamannya yang melihat secara langsung kesulitan masyarakat Bombana yang pernah ia advokasi dan bantu, maka ia tergerak untuk turut andil dalam kancah politik sebagai kepala daerah agar dirinya dapat berbuat lebih banyak untuk masyarakat dan menjangkau lebih luas masyarakat yang dapat ia bantu. Aktivis sekaligus pengacara ini sangat jelas keberpihakannya pada rakyat.
Gerakan-gerakan sosial yang ia lakukan bukan hanya di Kabupaten Bombana saja. Bahkan sejak ia masih menempuh pendidikan hukum di Kota Makassar, dia telah banyak melakukan advokasi masyarakat, di antaranya membebaskan penggusuran pedagang pintu 2 Unhas, membebaskan penggusuran pedagang di GOR Sudiang dan masih banyak lagi, termasuk di Kabupaten Buton Tengah. Olehnya itu, cukup jelas jika Basri Tahir adalah pejuang hak dan keadilan rakyat.
“Saya tidak mau menjadikan Bombana ini sebagai ladang untuk memperkaya diri semata, atau untuk menguasai aset daerah semata. Saya ingin menjadikan Bombana ini lebih makmur dan sejahtera dalam semua aspek kehidupan masyarakat,” cetusnya.
Hal itu dilakukan, agar tidak ada lagi masyarakat Bombana yang keluar daerah terlunta-lunta hanya untuk mencari pekerjaan dan pulang dalam kondisi terlilit hutang. Ia tidak ingin ada lagi masyarakat yang berhutang untuk makan.
“Karena kita tahu bahwa Bombana ini sumber daya alamnya sangat kaya,” ucapnya.
Lahan pertanian atau sawah hampir di sepanjang jalan Bombana, lahan perkebunan sangat luas, sumber daya lautnya juga sangat kaya. Tapi ironinya kata Basri, ketika faktanya di masyarakat justru banyak yang mengutang beras.
“Itu adalah kondisi real masyarakat yang tidak boleh kita abaikan dan telah lama jadi keresahan bagi saya pribadi. Karena salah satu bentuk kesejahteraan masyarakat adalah ketersediaan pangan,” jelasnya.
“Kalau pangannya saja tidak terpenuhi, bagaimana kita mau mengklaim sebagai daerah unggul, daerah maju? Saya ingin Bombana maju, sejahtera dan unggul yang merata sampai ke kalangan bawah, bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, bukan hanya dinikmati kalangan pengusaha. Saya ingin kekayaan alam Bombana ini dinikmati juga oleh rakyat, olehnya itu saya berharap dapat menjawab persoalan-persoalan krusial nantinya,” tutupnya.
Penulis: Nabil Artha