KENDARI, LONTARASULTRA.COM – Persatuan Masyarakat Muna Indonesia (PMMI) mengapresiasi terselenggaranya Halal Bihalal Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari bersama masyarakat Muna di Kendari di Lapangan Benu-benua, Sabtu (20/4/2024).
Halal Bihalal dalam rangka momentum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah atau tahun 2024 ini digagas oleh Pemkot Kendari bersama Lembaga Budaya Muna dengan tema “Jalin silaturahmi kuatkan kebersamaan, raih keberkahan, untuk Kendari yang aman, nyaman, dan bahagia untuk kemajuan Sulawesi Tenggara (Sultra).”
Acara itu dihadiri tokoh-tokoh masyarakat Muna, mantan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi Tenggara, beberapa bupati dan ribuan masyarakat Muna di Kendari.
Uniknya, dalam pelaksanaan acara ini masyarakat dan tamu undangan dihidangkan 650 dulang atau talang yang berisi menu makanan khas Muna. PMMI dalam kesempatan ini ikut menyumbangkan 100 dulang.
Ketua Umum (Ketum) PMMI, La Ode Riago mengapresiasi Halal Bihalal masyarakat Muna yang diselenggarakan oleh Pemkot melalui Pj Wali Kota Kendari, berlangsung meriah dan sukses. Suasana kekerabatan begitu terasa satu sama lainnya, melebur dalam bingkai persaudaraan.
“Sebagai bentuk kebersamaan kita masyarakat Muna, PMMI juga turut berpartisipasi dengan menyumbangkan 100 buah dulang (talang khusus berisi menu makanan khas daerah) untuk acara ini,” ungkapnya.
La Ode Riago menjelaskan, PMMI merupakan sebuah organisasi yang menyatukan masyarakat Muna, bukan hanya di Kendari tapi di seluruh dunia yang bertujuan mengangkat dan melestarikan budaya, adat istiadat, termasuk akan mengklarifikasi dan mendata semua masyarakat Muna di Indonesia maupun di seluruh penjuru dunia.
“Kita juga aktif berkomunikasi dan berkolaborasi dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain secara nasional, itulah tujuan berdirinya organisasi PMMI ini. Tidak kalah penting juga kita akan bangun komunikasi dengan kebudayaan lain di nusantara, melalui situs-situs kerajaan,” terangnya.
Dikatakannya, PMMI akan terus berusaha mengangkat budaya dan adat istiadat Muna di tingkat nasional hingga dunia dalam simbol ‘Muna Satu Badan’.
Dia berharap, kebersamaan masyarakat Muna seperti dalam acara Halal Bihalal ini bisa terus terawat dan terjaga, sebagaimana filosofi Muna yaitu Pointau, dalam bahasa Muna artinya Poangka-angkatau, Posibhala, Pomaasi-maasigho, maknanya saling sayang-menyayangi, saling mengasihi, dan saling membesarkan, baik di internal suku Muna, maupun suku-suku lain di Sulawesi Tenggara hingga nasional.
“Kami sangat menghargai dan menghormati adat istiadat kita, maupun adat istiadat lain di Sultra dan Indonesia secara umum,” pungkasnya.
Penulis: Nabil Artha