Survei LSI Denny JA: Ketimbang Isu Primordial, Pemilih Lebih Ingin Gubernur yang Mampu Selesaikan Soal Ekonomi

Metro Kota, Politik317 Dilihat

KENDARI, LONTARASULTRA.COM – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, merilis hasil temuan dan analisis survei pilihan calon Gubernur Sulawesi Tenggara tahun 2024, Selasa (30/4/2024).

Penanggung jawab riset LSI Denny JA, Ikrama Masloman menjelaskan, perkembangan politik yang selalu didominasi isu identitas mulai bergeser dan mengarusutamakan aspek-aspek kemampuan, khususnya kemampuan meningkatkan ekonomi masyarakat menjadi pertimbangan pemilih dalam memilih pemimpin.

Menurut Ikrama, mayoritas pemilih sebesar 65,6% menginginkan Gubernur Sulawesi Tenggara yang mampu menyelesaikan masalah ekonomi tanpa mempertimbangkan asal-usul etnis calon.

Sedangkan, publik atau pemilih yang memilih atas petimbangan calon gubernur latar belakang etnis hanya sebesar 10,5%. Sementara yang memilih karena pertimbangan calon yang memberikan bantuan sebesar 9,3%.

“Sedangkan sebesar 14,6% publik yang tidak menjawab,” kata Ikrama.

Hal ini kata Ikrama, di segmen pemilih etnis sekalipun, mayoritas etnis di Sulawesi Tenggara lebih memilih karena pertimbangan kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi ketimbang memilih karena kesamaan latar belakang etnis dengan calon yang didukung.

“Kecuali di etnis Tolaki meski mayoritas memilih aspek kemampuan namun angka dukungannya paling kecil ketimbang etnis lainnya, yaitu sebesar 40%. Sedangkan tertinggi yaitu etnis Bugis sebesar 80,7%, suku asal Sulawesi lainnya 73,8%, selanjutnya Buton sebesar 70,5%, Jawa dan Bali masing-masing 66,7%, suku lainnya sebesar 40%,” urainya.

Selanjutnya, jika pertimbangan memilih pemimpin calon gubernur ditelusuri di daerah kabupaten/kota, aspek kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi unggul di semua daerah ketimbang memilih pertimbangan etnis, namun jika diurutkan lewat 6 Daerah Pemilihan (Dapil) di Sulawesi Tengggara, maka aspek memilih calon gubernur karena kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi tertinggi ada di Dapil Sultra 1 sebesar 82%.

“Dapil 4 sebesar 71%, Dapil 5 sebesar 70%, Dapil 2 sebesar 65%, Dapil 3 sebesar 61,4% dan terendah di Dapil VI sebesar 42,4%,” lanjut dia.

Ia menjelaskan, sedangkan yang memilih karena aspek kesamaan etnis tertinggi adalah di Dapil Sultra 2 sebesar 20% dan memilih
karena pertimbangan bantuan sosial tertinggi di Dapil 4 sebesar 11,9%.

“Dari aneka data itu, isu primordial hanya di bawah 15 %. Yang berarti memainkan isu ini tidak hanya tidak populis, namun dapat membawa pengaruh sentimen negatif,” jelasnya.

Dari berbagau data tersebut, atribusi aspek kemampuan adalah penting karena pertimbangan mayoritas publik di atas 60%, sedangkan aspek memilih karena primordial tidak memilih signifikansi, karena yang memilih atas dasar kesamaan latar belakang hanya di bawah 15%.

Bahkan jika diperhitungkan, pandangan memilih karena etnis tersebut merata di semua etnis, berarti memainkan isu ini tidak hanya tidak populis, namun dapat membawa pengaruh sentimen negatif bagi yang mengarusutamakan strategi ini.

Aspek utama kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi, kata dia, berkaitan dengan kebutahan orang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu pangan dan lapangan pekerjaan.

Ia menambahkan, metodologi survei yang digunakan, yakni metode sampling atau multistage random sampling, jumlah responden 800, teknik pengumpulan data wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, serta margin of eror 3,5 persen.

“Survei di lapangan dilaksanakan pada 20-26 Maret 2024 dengan menggunakan 800 responden di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 3.5 %,” tambahnya.

Penulis: Nabil Artha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *